ja_mageia


  • Narrow screen resolution
  • Wide screen resolution
  • Decrease font size
  • Default font size
  • Increase font size
Home
Perubahan Keseimbangan Air di Hutan Hujan Tropis dengan Sistem Pengelolaan Hutan Intensif
Written by SBK   
Monday, 21 July 2014 11:19

Perubahan Keseimbangan Air di Hutan Hujan Tropis

dengan Sistem Pengelolaan Hutan Intensif

Hatma Suryatmojoac** , Masamitsu Fujimotob, Yosuke Yamakawac, Ken’ichiro Kosugic, Takahisa Mizuyamac

aFaculty of Forestry, Gadjah Mada University, Yogyakarta, Indonesia

bDepartment of Civil Engineering, Ritsumeikan University, Japan

cGraduate School of Agriculture, Kyoto University, Japan

Abstrak

Pemahaman tentang perubahan keseimbangan air di areal berhutan berperan penting dalam pengelolaan sumber daya air secara berkelanjutan dan mengantisipasi potensi gangguan yang disebabkan oleh implementasi suatu sistem pengelolaan hutan. Studi ini dilaksanakan di kawasan hutan hujan tropis alam di Propinsi Kalimantan Tengah Indonesia.

Last Updated on Monday, 21 July 2014 11:25
Read more...
 
DAMPAK PENERAPAN SISTEM SILVIKULTUR TEBANG PILIH TANAM JALUR TERHADAP KELESTARIAN KESUBURAN TANAH DALAM MENUNJANG KELESTARIAN PENGELOLAAN HUTAN ALAM
Written by SBK   
Thursday, 12 June 2014 08:58

DAMPAK PENERAPAN SISTEM SILVIKULTUR TEBANG PILIH TANAM JALUR

TERHADAP KELESTARIAN KESUBURAN TANAH DALAM MENUNJANG

KELESTARIAN PENGELOLAAN HUTAN ALAM

(The Impact of Selective Cutting and Strip Planting System Implementation Toward

Sustainability of Soil Fertility to Support Sustainability Forest Management of Natural Forest)

Widiyatno*, Soekotjo*, Hatma Suryatmojo*, Haryono Supriyo*, Susilo Purnomo#

dan Jatmoko#

*)Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada

#)PT Sari Bumi Kusuma Blok Seruyan-Katingan Kalteng

 

Abstrak

Tebang pilih merupakan salah satu sistem silvikultur yang dikembangkan untuk mengelola hutan hujan tropis di Indonesia. Sistem ini didasarkan pada limit diameter, jumlah tegakan tinggal untuk rotasi berikutnya dan keberhasilan permudaan alam maupun penanaman pengkayaan. Sistem silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ) dengan teknik silvikultur intensif (SILIN) diintrodusir pada tahun 2005 untuk merehabilitasi dan meningkatkan produktivitas Logged Over Area (LOA) hujan hujan tropis dengan pola penanaman pengkayaan jalur. Pelaksanaan TPTJ dimungkinkan akan mempengaruhi stabilitas tanah karena tanah pada hutan hujan tropis sangat sensitif terhadap perubahan akibatpelaksanaan TPTJ. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menginvestigasi status kesuburan tanah LOA (1 dan 5 tahun setelah penanaman) pada hutan hujan tropis yang dikelola dengan sistem TPTJ dengan teknik SILIN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanah pada lokasi penelitian bersifat sangat asam (pH H2O: 3.97-4.50 dan pH KCl: 3,57-4,07). Nilai pH tersebut mengindikasikan bahwa tingkat konsentrasi kandungan nutsisi Ca, Mg dan K dalam kategori rendah sebab tanah tersebut masuk dalam ordo Ultisols. Kandungan nutrisi pada areal 1 dan 5 tahun setelah penanaman tidak berbeda nyata pada uji T dengan taraf kepercayaan 5%. Pada umumnya, kandungan nutrisi orda Horizon A mempunyai nilai C-organik yang lebih tinggi dibandingkan lapisan di bawahnya karena keberadaan akumulasi dari bahan organic dan nilai ini mempunyai korelasi yang positif terhadap Kapasitas Tukar Kation (R2= 0.946) sehingga keberadaannya akan menyediakan unsur hara dalam mendukung pertumbuhan tanaman dipterocarps pada sistem penanaman jalur.

 

Last Updated on Thursday, 12 June 2014 09:00
Read more...
 
Hasil Awal 23 Spesies Dipterocarp yang ditanam di Hutan Hujan Bekas Tebangan
Written by SBK   
Wednesday, 14 May 2014 10:48

Hasil Awal 23 Spesies Dipterocarp yang ditanam

di Hutan Hujan Bekas Tebangan

Widiyatno¹?*, Soekotjo¹, M. Naiem¹, S. Purnomo² & P. E. Setyanto²

¹Faculty of Forestry, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

²PT Sari Bumi Kusuma, Central Kalimantan, Indonesia

Tujuan studi untuk mengevaluasi pertumbuhan spesies terpilih dipterocarp sebagai spesies yang berpotensi dalam kegiatan reforestasi. Uji coba dilaksanakan menggunakan 23 spesies potensial dipterocarp dalam rancangan blok acak lengkap dengan empat blok sebagai ulangan.

Rata-rata diameter setinggi dada, tinggi dan persen hidup diukur pada umur 6,5 tahun. Hasil pengukuran menunjukkan adanya perbedaan yang nyata dalam ukuran diameter setinggi dada. Dua spesies terbaik adalah Shorea platyclados dan Shorea leprosula yang memiliki diameter berturut-turut adalah 16,6 dan 14,3 cm.  Spesies dengan diameter setinggi dada terkecil adalah Dipterocarpus caudiferus yaitu 5,7 cm.

Pertumbuhan tinggi juga terbukti berbeda nyata. Dua spesies terbaik adalah Shorea platyclados dan Shorea leprosula dengan tinggi berturut-turut 8,6 dan 8,3 m. Spesies dengan tinggi terendah adalah Dipterocarpus caudiferus (4,4 m). Tujuh spesies menunjukkan rata-rata persen hidup tinggi (71-85%), sembilan spesies tergolong sedang (50-70%) dan tujuh spesies termasuk rendah (38-48%).

 

Sumber:

Journal of Tropical Forest Science 26 (2): 259-266 (2014)

 
Evaluasi Uji Progeny Shorea macrophylla Umur 4 tahun di Areal PT Sari Bumi Kusuma Kalimantan Tengah
Written by SBK   
Thursday, 03 April 2014 15:08

 

Widiyatno?*, M. Naiem?, S.Purnomo? dan Jatmoko?

?Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada

?PT Sari Bumi Kusuma Blok Seruyan-Katingan Kalimantan Tengah

Abstrak

Shorea macrophylla adalah jenis pohon berukuran sedang dan dapat menjadi pohon besar pada kondisi tapak yang cocok. Pada kondisi habitat alaminya, satu batang pohon dewasa dapat mencapai ukuran rata-rata tinggi 50 m dan diameter setinggi dada (DBH) 120 cm.

 

Last Updated on Thursday, 03 April 2014 15:10
Read more...
 
Pelatihan Penyegaran Teknik Perencanaan Pemanenan Kayu Dengan Metode RIL (Reduced Impact Logging) dan Penyegaran Pemahaman Pentingnya K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
Written by SBK   
Thursday, 06 March 2014 11:42

  1. I. Latar Belakang

RIL merupakan faktor yang sangat menentukan dalam mewujudkan Pengelolaan Hutan Lestari (Sustainable Forest Management). Dalam proses sertifikasi, baik yang bersifat mandatory maupun voluntary, penerapan kaidah-kaidah RIL merupakan salah satu kriteria dan indikator yang dinilai oleh auditor.

Dari sisi produktivitas, penerapan RIL dapat mengoptimalkan pemanfaatan log dengan meminimalkan limbah pada saat kegiatan penebangan. Selain itu dengan perencanaan teknik pemanenan yang benar, tingkat kerusakan tegakan, keterbukaan areal dan pemadatan tanah juga dapat diperkecil.

Dalam penerapan RIL untuk mencapai pengelolaan hutan lestari, faktor yang berkaitan dengan K3 bagi para pekerja juga perlu diperhatikan. Oleh karena itu, untuk mencapai hal tersebut, pada kegiatan pelatihan penyegaran RIL ini juga sekaligus dilakukkan sosialisasi untuk mengingatkan kembali kepada para pekerja mengenai K3.

Untuk membangun kesadaran tentang pentingnya RIL dalam mewujudkan Pengelolaan Hutan Lestari, pelatihan penyegaran ini perlu dilakukan secara berkala. Sebelum tahun ini, kegiatan pelatihan penyegaran RIL di areal PT Sari Bumi Kusuma telah dilaksanakan  pada tahun 2009, 2010 dan 2013.

 

Last Updated on Thursday, 06 March 2014 11:49
Read more...
 
<< Start < Prev 1 2 3 4 5 6 7 8 Next > End >>

Page 5 of 8
Thursday, 28 March 2024

Certificate

certificate
"Seringkali kita merasa mencintai tetapi yang terjadi sebenarnya adalah kita hanya mementingkan pengakun atas eksistensi kita."